Tantangan Organisasi dan Kaitannya dengan Manajemen SDM


Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumberdaya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yaitu: Men, Money, Method, Material, Machine, dan Market. Unsur manusia (Men) berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut dengan Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM). Manajemen yang mengatur unsur manusia. Manajemen SDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Unsur Manajemen SDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada organisasi.

Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tersebut tidak mungkin terwujud, tanpa peran aktif pegawai bagaimanapun canggihnya alat-alat yang dimiliki organisasi tersebut. Alat-alat canggih yang dimiliki organisasi tidak ada manfaatnya bagi organisasi, jika peran aktif pegawai tidak diikutsertakan. Mengatur pegawai adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke organisasi sehingga pegawai tidak dapat sepenuhnya diatur dan dikuasai seperti mengatur mesin-mesin, modal, gedung, dan lain-lain tetapi harus diatur oleh teori-teori manajemen yang memfokuskan mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal.

Noe et. al., (2010) menyatakan bahwa berbagai tantangan SDM yang dihadapi oleh organisasi berkaitan dengan:

  1. Tantangan Kesinambungan Bisnis.

Kesinambungan bisnis mengacu pada kemampuan organisasi untuk bertahan dan menghadapi lingkungan persaingan yang dinamis. Kesinambungan bisnis bergantung pada kemampuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang memiliki kepentingan untuk melihat keberhasilan organisasi.

Berbagai tantangan kesinambungan bisnis meliputi kemampuan organisasi untuk menghadapi perubahan ekonomi dan sosial, keterlibatan dalam praktik-praktik bisnis yang bertanggung jawab dan etis, menyediakan produk dan jasa berkualitas tinggi, serta mengembangkan metode dan alat ukur (yang juga dikenal dengan metrik) untuk menentukan apakah organisasi mampu memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan.

Kondisi perekonomian dewasa ini mendorong banyak organisasi untuk menerapkan strategi merger dan akuisisi, tingkat pertumbuhan, dan perampingan organisasi agar dapat bersaing dengan sukses. Organisasi-organisasi mulai mengandalkan para pekerja terampil sehingga mereka dapat produktif, kreatif, dan inovatif, serta mampu memberikan pelayanan berkualitas tinggi kepada pelanggan. Pekerjaan mereka sedang dibutuhkan, namun organisasi tidak dapat menjamin keamanan pekerjaannya. Salah satu masalahnya adalah cara menarik serta mempertahankan pegawai yang berkomitmen dan produktif dalam kondisi ekonomi yang bergejolak sehingga memberikan kesempatan untuk mencapai keberhasilan keuangan.

Organisasi yang memandang ke depan sedang memanfaatkan kekuatan pegawai yang beranekaragam. Untuk menghadapi tantangan kesinambungan bisnis, organisasi harus terlibat dalam praktik-praktik manajemen SDM guna memenuhi kebutuhan organisasi dalam jangka pendek, dan di saat bersamaan dapat membantu memastikan keberhasilan organisasi dalam jangka panjang. Pengembangan dan pilihan praktik-praktik MSDM harus mendukung tujuan dan strategi bisnis yang digunakan oleh organisasi.

  1. Tantangan Global.

Banyak organisasi yang harus siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan harus mempertahankan pasar domestiknya dari para pesaing asing dan memperluas ruang lingkupnya agar dapat mencakup pasar global.

  1. Tantangan Teknologi.

Organisasi dapat memperoleh keuntungan jika menggunakan teknologi-teknologi terbarukan, seperti teknologi manufaktur berbantuan komputer (computer-aided manufacturing—CAM), fakta yang sebenarnya, sistem pakar, dan internet. Teknologi-teknologi baru tersebut mendorong pegawai untuk bekerja lebih cerdas sekaligus menyediakan produk dan jasa berkualitas tinggi serta lebih efisien bagi pelanggan.

Organisasi telah menyadari keuntungan terbesar dari teknologi baru akan menggunakan praktik­-praktik manajemen SDM yang efektif untuk mendukung pemanfaatan teknologi serta menciptakan sistem pekerjaan yang berkinerja tinggi. Pekerjaan, program pelatihan, dan sistem upah perlu dikaji ulang agar dapat mendukung pemanfaatan teknologi terbarukan bagi pegawai.

Tiga aspek penting dari sistem pekerjaan berkinerja tinggi adalah terkait dengan:

  1. SDM dan kemampuannya;
  2. Teknologi baru dan peluangnya;
  3. Struktur pekerjaan yang efisien dan kebijakan perusahaan yang memungkinkan pegawai dapat berinteraksi dengan teknologi.

Organisasi juga menggunakan aplikasi SDM elektronik atau e-HRM untuk memberikan keleluasaan kepada pegawai dalam menjalin hubungan pekerjaan melalui kemampuan mereka untuk mengikuti dan berpartisipasi pada program pelatihan, mengubah tunjangan, berkomunikasi dengan rekan kerja dan pelanggan secara online, serta bekerja secara virtual dengan rekan kerja pada lokasi geografis yang berbeda.

Sumber: Donni Juni Priansa. (2014). Perencanaan dan Pengembangan SDM. Bandung: Cv Alfabeta


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *